SURABAYA – Setelah ditemukan peredaran minuman keras (miras) jenis arak, kini diduga marak prostitusi online yang masih menjamur di kelurahan Tambak Wedi, kecamatan Kenjeran yang menggunakan media sosial (medsos) aplikasi online untuk bertransaksi pelayanan esek-esek semakin meresahkan masyarakat. Hal itu diduga terjadi di sebuah rumah Kost di area wilayah RW 02 Tambak Wedi, Kenjeran Surabaya, yang menjadi surga bagi para hidung belang.

Tempat kos bertingkat itu menjadi tempat favorit bagi bisnis esek-esek, yang sampai saat ini tampaknya aman dari pantauan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kelurahan, kecamatan maupun kota Surabaya.

Berdasarkan investigasi, rumah kost yang diduga dijadikan lahan esek-esek oleh pengguna aplikasi online pada malam hari tampak aman, tanpa adanya teguran RT maupun RW.

Mawar (nama samaran) wanita berusia 20 tahun itu, tak segan melalui aplikasi online mengarahkan tamunya ke rumah kost area Tambak Wedi. Dan mematok tarif bervariasi dari mulai Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.

“Net Rp200 ribu, aman disini mas, jam berapa pun. Kalau serius langsung saya sharlok,” ujar mawar, melalui aplikasi aplikasi online, Minggu lalu.

Setelah deal harga tarif, komunikasi pun berlanjut di nomor Whatsapp dan arahan pun melalui video call (VC). Walaupun kampung di lokasi rumah kost dikunci pagar, mawar mengarahkan ke kampung sebelah lewat jalan tembusan.

Terlihat rumah kost tingkat pagar hitam, kampung kost tersebut gelap tidak ada satu lampu kampung yang hidup untuk penerang jalan. Juga terlihat beberapa pemuda naik turun tangga kost itu. Matinya lampu kampung diduga sengaja dimatikan atau digelapkan, untuk memuluskan perbuatan para wanita kencan di kost tersebut.

“Itu kamar nomor nomor satu dekat tangga,” kata wanita lain selain mawar, mengarahkan tamu untuk masuk di kamar tersebut.

“Tenang pasti aman sini mas, siang malam pun aman. Gak ada gerebekan, biasanya tamu-tamu datang ke sini ada yang malam hari, ada yang siang. Saya sudah lama kos sini, Semua sudah tahu kos ini seperti apa. Memang kalau malam lampunya di matikan,” terangnya.

Rumah kost tersebut diduga tidak hanya 1 atau 2 orang wanita muda saja yang menerima pelayanan esek-esek. Namun lebih dari 4 wanita.

Terpisah, menanggapi dugaan adanya pelayanan esek-esek di rumah kost di wilayahnya. Ketua RW 02 Tambak Wedi, kecamatan Kenjeran Surabaya Mustakim mengetahui hal itu, dan sudah dilaporkan ke pihak pemerintah setempat melalui kelurahan Tambak Wedi. Namun belum ada tindakan.

“Sudah saya laporkan. RT – RW sudah laporan lurah kalau lebih jelasnya langsung ke kelurahan,” kata Takim, saat dikonfirmasi, pada Sabtu (1/2/2025).

Sementara, Lurah Tambak Wedi, kecamatan Kenjeran Surabaya, Mat Lillah mengatakan bahwa terkait itu sudah dioperasi yustisi. “Sudah di yustisi semua mas,” katanya, saat dikonfirmasi, pada Senin (3/2/2025).

Pihaknya juga tidak jarang mengingatkan kepada RT dan RW supaya tetap menjaga kampung dari perbuatan buruk seperti protitusi maupun peredaran miras. “Peran RT RW dan masyarakat setempat juga sudah saya sering ingatkan untuk jogo kampunge,” pungkas Lilla.

Pada sebelumnya, salah satu perempuan separuh baya warga Tambak Wedi mengatakan beberapa rumah kos yang dijadikan tempat pelayanan esek-esek bebas di area RW 02 Tambak Wedi, semakin terang-terangan. Hingga sampai saat ini belum ada tindakan dari pihak perangkat RT maupun RW. “Bebas 24 jam mas, yang kos gak jelas semua disana. Orang-orang sudah tahu semua, dan sudah laporan tapi belum ada tindakan,” ungkap sumber yang enggan namanya di online kan, pada Minggu lalu.(An/Am)