Legal Great Crystal School and Course Center Bantah Intimidasi Wali Murid
SURABAYA – Pihak sekolah Great Crystal School and Course Center akhirnya angkat bicara terkait dugaan bullying yang terjadi di lingkungan sekolahnya. Menurut Tauchid Suyuti, legal sekolah Great Crystal School and Course Center, permasalahan sebenarnya telah diselesaikan secara internal sebelum laporan dibuat oleh orang tua korban.
“Kami sudah melakukan mediasi antara orang tua korban dan orang tua terduga pelaku. Kedua anak juga telah saling memaafkan. Bahkan, berita acara perdamaian sudah dibuat dan ditandatangani oleh guru-guru serta orang tua pelaku,” ujar Tauchid Suyuti, kepada awak media.
Namun orang tua korban belum menandatangani berita acara tersebut. “Ibu korban menolak tanda tangan karena masih menunggu izin dari suaminya. Akhirnya, beliau memilih melaporkan ke kepolisian,” tambahnya.
Terkait tuduhan adanya intimidasi, Tauchid membantah tidak benar. “Kami hanya menyarankan untuk menandatangani berita acara, tidak ada unsur paksaan atau tekanan. Kami tidak punya kepentingan untuk melakukan intimidasi kepada wali murid. Beberapa guru bahkan telah memenuhi panggilan pemeriksaan di Polrestabes Surabaya,” jelasnya.
Selain itu, Tauchid juga menegaskan bahwa pihak sekolah tidak menahan ijazah siswa, melainkan menunggu penyelesaian administrasi yang menjadi kewajiban orang tua atau wali murid. “Kami tidak menahan ijazah, tetapi ada kewajiban yang perlu diselesaikan oleh orang tua siswa, seperti pembayaran SPP dan lainnya. Hak sekolah adalah menerima pembayaran tersebut, sementara kewajiban kami tetap memberikan ijazah,” ungkap nya.
Sebagai solusi, kata Tauchid, pihak sekolah telah menjadwalkan pertemuan dengan wali murid minggu depan. Dalam pertemuan tersebut, sekolah akan memberikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, dengan kemungkinan adanya negosiasi terkait besaran pembayaran yang disesuaikan dengan kebijakan kepala sekolah. “Kami terbuka untuk berdiskusi. Sesuai arahan Pak Wakil Wali Kota tadi, ada beberapa persyaratan yang bisa dibicarakan lebih lanjut agar solusi terbaik bisa dicapai,” tambahnya.
Tauchid menjelaskan bahwa sebenarnya kejadian tersebut merupakan murni persoalan antar-murid yang telah ditangani dengan serius oleh pihak sekolah. Menurutnya, insiden tersebut merupakan dinamika yang terjadi di antara sesama siswa dan bukan permasalahan antara murid dengan sekolah. “Kami sudah melakukan upaya penyelesaian dengan melakukan empat kali mediasi, dan masalah ini telah dinyatakan selesai,” tegasnya.
“Namun ada pihak lain yang sengaja memanfaatkan momen ini untuk menyerang nama baik sekolah, seolah-olah ini konflik antara murid dengan sekolah. Padahal ini murni masalah antar-murid yang telah kami selesaikan,” pungkasnya.(Ani)