SURABAYA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Mabes Polri kembali mengumumkan hasil identifikasi korban tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Rabu (8/10/2025).

Para korban yang diumumkan sebanyak 40 dari 67 kantong jenazah telah berhasil di identifikasi. “Hari ini kami berhasil mengidentifikasi enam korban tambahan. Dengan demikian, total sudah ada 40 jenazah yang teridentifikasi,” ujar Kabiddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki.

Enam Korban Terbaru yang Teridentifikasi
Berikut enam nama korban yang baru teridentifikasi oleh tim DVI:

1. Abdus Somad (17), asal Sampang
2. Imam Junaidi (16), asal Bangkalan
3. Mohammad Fajri (14), asal Pabean Cantikan
4. M. Nasihudin (15), warga Bangka Belitung
5. Ahmad Suwaif (15), warga Bangkalan
6. M. Haikal (14), warga Bangkalan

Khusnan menjelaskan, proses identifikasi dilakukan melalui pencocokan DNA yang dikombinasikan dengan data sekunder, seperti pakaian, catatan gigi, dan tanda-tanda khusus pada tubuh korban.

“Secara keilmuan, hasil uji DNA memiliki tingkat keakuratan 99,9999 persen. Tapi kami tetap melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan pengambilan jenazah,” tegasnya.

34 Korban Telah Dikenali Sebelumnya
Sebelumnya, pada 6 dan 7 Oktober 2025, tim DVI telah mengidentifikasi 34 jenazah. Berikut daftar lengkapnya:

Sementara, pada Senin, 6 Oktober 2025
1. Maulana Alfan Ibrahimavic (Pabean Cantikan),
2. Muhammad Soleh (Bangka Belitung),
3. Muhammad Masudul Haq (Dukuh Pakis),
4. Rafi Catur Okta Mulya (Putat Jaya),
5. M. Agus Ubaidillah (Gresik Gadukan),
6. Firman Noor (Tembok Lor),
7. M. Azka Ibadurrahman (Jalan Randu),
8. Daud Milal (Sidokapasan),
9. Nurudin (Bangkalan),
10. Ahmad Rijalul (Dapuan Baru),
11. M. Royhan Mustofa (Bangkalan),
12. Abdul Fattah (Sampang),
13. Wasiur Rohib (Gayungan),
14. M. Aziz Pratama (Bekasi),
15. M. Daffin (Semarang),
16. M. Alin Rahbunj (Tambelang),
17. Sulaiman Hadi (Bangkalan).

Pada Selasa, 7 Oktober 2025
1. Mohammad Anas Fahmi (Bangkalan),
2. Mohammad Reza Syafii (14, Grogol),
3. Kauman Peneleh, Genteng),
4. Afifudin (13, Tandes, Surabaya),
5. M. Riski Maulana (16, Sidoarjo),
6. M. Ubaiddilah (17, Bangkalan),
7. Narendra Sugiarto (16, Lamongan),
8. M. Ali Sirojudin (13, Krembangan, Surabaya),
9. M. Azzam Habibi (14, Sidotopo, Surabaya),
10. M. Maulidi Hasani Kamil (16, Bangkalan),
11. Ahmad Fatoni (17, Bangkalan),
12. M. Azzam (17, Bangkalan),
13. Muttakin (17, Kediri),
14. Farhan (17, Kutisari, Surabaya),
15. Saifuddin (15, Sampang),
16. Ahmad Ghuffari (16, Sidokumpul, Gresik),
17. M. Ubaiddillah (15, Kalimantan Barat),
18. Ahmad Albu Fahri (Semampir, Surabaya).

Tragedi runtuhnya musala di lingkungan Ponpes Al Khoziny terjadi pada akhir September 2025 dan menelan puluhan korban jiwa, sebagian besar merupakan santri berusia remaja.

Hingga saat ini, tim DVI Polri masih berlanjut melakukan proses identifikasi terhadap sisa kantong jenazah yang belum terverifikasi.(Am)