SURABAYA – Meski tiap hari ngonthel (bersepeda) sekitar 1 kilo meter (KM) di lapak jahitnya, pada pagi dan sore. Adiem (74) warga Kenjeran Surabaya ini selalu bersyukur menjalani hidupnya di masa tuanya.

Kata demi kata bercerita bahwa selama 50 tahun lebih, Adiem yang berprofesi menjadi penjahit belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Adiem berumur lanjut usia (lansia) ini berprofesi menjahit di Jalan Kalilom Lor Indah, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran Surabaya. Dirinya mengaku tidak pernah mendapat perhatian oleh pemerintah setempat maupun pusat.

Adiem yang berdomisili di Kedung Mangu, kelurahan Sidotopo Wetan, kecamatan Kenjeran Surabaya harus tiap hari wira-wiri dengan sepeda onthel dan menyebrang jalan Raya Kedung cowek untuk menjahit. “Sudah 50 tahun saya menjahit, saya tinggal di Kedung Mangu. Tiap hari wira-wiri nyebrang jalan di jalan raya Kedung cowek mas,” ujarnya, pada Senin (19/5/2025).

Tiap hari berprofesi sebagai penjahit baju, Adiem hanya bisa bersyukur meski yang ia peroleh sebatas untuk makan saja. “Ya Alhamdulillah, yang penting bisa buat makan,” terangnya.

Meski berprofesi menjadi penjahit, sembari bergurau, Adiem ingin menjadi menteri lanjut usia (lansia) yang ingin memakmurkan para lansia di Indonesia. “Umur saya itu sama dengan pak Prabowo, saya kalau di Lantik jadi menteri lansia, saya akan makmurkan para lansia di Indonesia. Termasuk lansia mantan TNI – Polri dan Para Veteran pejuang kemerdekaan,” pungkas Adiem, sembari tertawa.

Pada sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan bantuan berupa modal usaha, rombong, mesin jahit, hingga peralatan dan barang toko kelontong kepada 35 orang yang masuk kategori keluarga miskin (gamis), di Halaman Lobi Balai Kota Surabaya, Senin (15/1/2024).

Sekitar ada 35 orang itu terdiri dari anggota Pokmas (kelompok masyarakat) yang bertugas memasak dan Pertukir (petugas pengirim) permakanan Kota Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, bantuan itu di berikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani, Sekretaris Kota Surabaya Ikhsan, serta Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya Moch. Hamzah memberikan bantuan kepada perwakilan penerima manfaat.

Namun, sayangnya dari sekian bantuan itu , Adiem tidak mendapatkan sama sekali, meskipun dirinya kelahiran asal kota Surabaya.(Am)