SURABAYA – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) kembali melahirkan doktor baru. Kali ini Ian Firstian Aldhi, S.Kom., M.PSDM., resmi meraih gelar doktor dalam bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia usai menjalani ujian terbuka disertasi, pada Senin (25/8/2025).

Berlangsung dalam sidang terbuka yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sri Pantja Madyawati, drh., M.Si., selaku Ketua Penyanggah, Ian mempertahankan disertasinya mengenai konsep smart city atau kota cerdas di Surabaya. Ujian ini dihadiri jajaran promotor, kopromotor, para profesor, dosen penguji, hingga undangan akademik dari kalangan sejawat doktoral maupun pejabat daerah.

Disertasinya menyoroti tantangan utama Surabaya dalam mewujudkan kota cerdas yang terintegrasi. Menurut Ian, meski Surabaya berhasil menunjukkan kinerja baik secara nasional, namun implementasi smart city masih menghadapi beberapa kendala.

“Kota Surabaya memang telah berprestasi di tingkat nasional dalam indikator smart city. Namun, masih ada tantangan besar, yaitu kurangnya integrasi layanan, infrastruktur digital yang belum merata, serta kesenjangan digital di kalangan masyarakat rentan, disabilitas, dan warga yang kurang melek teknologi,” ujar Ian Firstian usai sidang terbuka.

Ia menambahkan, penelitian ini berfokus pada perbaikan sistem digitalisasi dan peningkatan kapasitas pimpinan organisasi perangkat daerah agar smart city bisa lebih inklusif.

“Definisi smart city sejati adalah ketika semua layanan publik terintegrasi dan bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Surabaya harus mampu mengakomodasi masyarakat yang rentan dan memastikan akses digital bisa menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum ter-cover,” tegas Ian.

Sebagai solusi, Ian merekomendasikan adanya investasi lebih besar pada infrastruktur digital, penelitian mendalam tentang akses masyarakat, serta program peningkatan literasi digital. Dengan langkah tersebut, ia meyakini Surabaya dapat mewujudkan kota cerdas yang inklusif dan berkeadilan sosial.

Ujian terbuka ini juga menjadi ruang diskusi akademis yang melibatkan para pakar, di antaranya Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D. (Direktur SPS UNAIR sekaligus promotor), Prof. Dr. Fendy Suhariadi, M.T., Psikolog (kopromotor), serta para penguji lintas bidang.(Am)